Persetan dengan roman picisan, kupuji cantikmu dengan perspektif langit.
Bagi mata dan telinga, berubah sebutan namamu menjadi bentuk, Dinda. Hakikatnya adalah pujian pada tuhan atas keindahan yang Dia perlihatkan darimu, sekaligus ungkapan syukur atas anugerah yang Dia berikan kepadaku. Bentuk memang berujung, namun di mana ujung makna?
Moon’s Grip
Since we’re not meant to be. There’s an orbit between those hearts. The unstopable force keeps moving yet the beauty being immovable. It won’t get any closer..
..nor further away
Alcestis (He/Him)
I don’t exactly know you, and will never be. I won’t judge anything as “these” or “those”. All I can do is just to believe.
When this brave tounge say I love you, it means you have my trust; to run my heart. To replace my soul and my bones inside this shape of prones. Even my cocky mind said it to me, “there’s no one could fit my role in this world properly, except it’s you”.
In Every Universe
Katamu bahasa bukan lagi perihal suara. Jika dua hati tetap membawa paham, sunyi membawa gaduhnya sendiri.
Tak perlu jadi tuli untuk tak mendengar, sayang. Senyuman menjelma salam di tengah bising. Bunyi-bunyian pun hilang terkikis jarak.
Maka ucapku padamu senada dengan doctor strange, “I love you in every sign”
Her Majesty
Pure fiction, she’s unreal. A hot girl written by a wise man. I lost her since i wasn’t that smart enough to understand, to read her page until the end of the book.
But i’m a human, too.
Rampok
Malam paling mencekam, ketika penjahat mencuri hatiku. Menyandera waktu dan menuntut jiwa untuk diserahkan.
Tidak hanya sebagian, seluruh malamku adalah kemenagan baginya.
Harapan
Harapan tanpa sebab tercapainya hanyalah ketertipuan. Kucoba menipu diri dengan jual mahal; menyerahkan hatiku pada keabadaian.
Ah, tapi sampai juga di tanganmu ya?. Itu bukan dariku, dia lah sebab itu.
Cantik
Semua yang dicintai itu cantik, tapi tidak semua yang cantik itu dicintai.
Tuman
Sesekali, ingin kuhadap wajahmu, dan kita bicara tentang tuhan! Karena bagiku, menghadap tuhan lalu membicarakan kamu, itu sudah kebiasaan. Numan!
Masih
Diantara berisik tentang senja yang belum kusentuh eloknya. Atau petuah makna pahit kopi yang tak bosan kutunggu manisnya. Aku bukanlah penyair yang pandai menyusun diksi2. Doaku sederhana dan bahasanya membumi, “tuhan bakarlah aku, dengan rindu”.
Punchline
Cinta adalah bit paling absurd, pertemuan sebagai set up dan rindu adalah punchlinenya. Ibad tertawa di tiap bagian, orang menyebutnya receh padahal gila. Karena siapa?
Cermin
Dan baginya aku lah cermin, dipantulkan bisul dan kudis di sana. Dia tak jijik ataupun lari, namun menutupi kemudian mengobati.
“Biasa saja” kataku. “Tak perlu sederas hujan yang turun kemudian reda” “Biasa saja” jawabnya, “Sudah kebiasaanku merias mempercantik diriku sendiri”.
Jancok
“Andai bahasa cinta untukmu kusampaikan pada setiap telinga, namun tak satupun yang bisa mendengar kecuali engkau seorang. Mungkin lidahku dan telingamu diciptakan bersama, dengan satu hati di sana” Ungkap kucing PJMI pada pujaan hatinya.
Ketika akal bertanya pada hati tentang bagaimana kucing2 mempuisikan rasa. Bibir mulai tersenyum, tersadar, bahwa si aku sedang jatuh jatuhnya
Andai jancok adalah ungkapan kagumku padamu, apakah engkau akan marah wahai kekasih?
amazing point of view from amazing human being