Philos

Engkaulah maksud, terbang ke langit dengan kalimat yang membumi.


Maha Suci Engkau

Ya tuhanku jangan biarkan aku menjadi hamba yang terlihat beribadah namun juga terlihat menderita. Jika karena kebodohan aku harus merasakan siksa, maka sembunyikan rasa sakit itu.

Demi suci nama-Mu dan keselamatan lisan mereka dari berkata, “tuhan menyiksa orang yang beribadah kepada-Nya”.

Ya tuhanku tutuplah kebodohan dan kelalaian kami denga rahmat-Mu.

Nama

Seorang tua menengadahkan tangannya ke langit, tiba-tiba tersenyum sendiri. “Menyebut nama tidak pernah sepuitis ini”, ucapnya lirih masih dengan senyum yang tak kupahami-hingga aku mengingatmu.

Dan senyumku jadi yang paling lebar.

Muara

Pertemuan dan perpisahan adalah keberuntungan yang tidak semua mampu aku syukuri. Apa yang kulewati kemarin membawaku kepadamu, pada akhirnya.

Lantas mengapa repot-repot menyayangkan umur, yang ujungnya adalah engkau.

Semoga manusia ini, keluarganya, sahabat-sahabatnya, berjodoh dengan ridha-Mu, maksud yang kucari-cari.

Murid

Kami akan terus membaca dan mendengar. Belajar. Berharap kelak dipertemukan kembali dengan guru-guru kami, orang yang kami cintai.

Sebuah keinginan yang terasa begitu muluk, sementara modal yang kami punya hanyalah rindu.

Maha Jelas

Orang-orang ini. Manusia, mereka kisruh. Berubah-ubah, tidak jelas, membawa kepentingannya masing-masing.

Kemudian kudapati Engkau sebagai yang tidak mungkin dijangkau, justru menjadi yang paling kukenal. Maka hatiku, dia beristirahat hanya ketika menghadapmu.

Ahmad

Namanya adalah ahmad, seorang yang memuji.

Semakin dalam pengetahuanku tentangmu, semakin sempurna pujianku untukmu. Namun samudra ilmu begitu luas sementara aku tinggal dalam tubuh rapuh yang sebentar karam.

Maka bukan “aku memujimu” ya Allah, namun “segala puji adalah milikmu”.

Srokal

Karena kodrat seorang pecinta adalah memberi, dan sebaik-baik pemberianku sebatas doa; sholawatku. Meneladanimu adalah ikhtiarnya, agar langit mencatatku termasuk golongan orang yang mencintai.

Hingga datang hari di mana pecinta dipertemukan dengan yang dicintainya, dan berseru seorang di antara kami, “mahalul qiyaaaam!”, katanya.

Pemilik Pujian

Khusyu berpikir, bagaimana caraku memujimu secara benar sebagaimana nyatanya. Selain dengan menyerah.

Tetap saja, segala puji memang hanya milikmu, sebanyak bilangan dan sebesar kadar yang engaku ridhoi.

Isyarat

Kebaikannya membawa kita pada pengenalan;
(apa lagi yg kita kenali darinya?)
Namun argumen dan dalil hanya mengantar sejauh pintu,
kehadirannya yang membiarkan kita masuk, kata Hakim Sanai.

Mengapa ada pintu di rumah kekasih?
agar orang bisa masuk
agar tak ada yang masuk,
selain kekasih.

Bagi yg mengharap pertemuan,
jembatan sejatinya jarak
yang menjelma jalan
Hanya lalai melahirkan ambigu,
penamaan pun kalut, rancu

Teman Tertinggi

Engkau teman dengan nama paling indah untuk diceritakan. Yang sejak kecil kusebut dalam doa2ku. Berulangkali aku terjatuh dan berpindah atap, berbicara harapan dan melihat rumah2. Bersyukur mengeluh dan tersadar. Tak ada yang lebih istimewa, selain mengenalmu.

Selain engkau, mereka datang dan pergi, kemudian hidupku baik2 saja.

Sepi

Dua kaki berjalan kesana kemari, satu hati tetap pada arahnya. Dua mata mencerap berbagai warna, satu hati hanya melihat pelukisnya. Dua telinga tidak mendengar suara, satu hati menari terbawa irama. Padahal dua tangan tak mampu memberi apa2, namun hati tetap saja menerima cahaya. Tidakkah engaku terlalu baik, tuhan?

Sebenarnya apa yang telah manusia berikan, sehingga tuhan mau memperkenalkan diriNya kepada manusia?

Fakir

ingin kuungkap cinta, namun engkau yang mencintai

ingin kuberikan bunga, namun dari tamanmu aku mengambil

aku serahkan seluruh hidupku, namun engkaulah pemberinya.

Lalu aku bisa apa?

Mawar

Pada suatu hati, surga dan neraka tak lagi dirisaukan. Keduanya bagai mawar pemberian kekasih; untuk membangun dan menjaga hubungan.

Pecinta tidak melihat mawar itu, namun siapa pemberinya.

Matahari Purnama

Tak pameri nikmat rek. Ketika mencintai sendiri saja sudah terhitung nikmat, dan Tuhan malah menjadikan kamu mencintai orang yang Dia cintai.

Muezza

Wajah rindu di akhir rabiul awal, berpikir tentang betapa beruntung kucing yang pernah serumah dengan purnama yang paling sempurna cahayanya.

Rela

Beruntungnya aku dituhani engkau.

Kiniscayaan

Dan bumi paling terang adalah tempatku bersujud, jati diriku. Karena ciptaan tunduk pada yang menciptakan. Musibah adalah tinggal di atas tanah yang kehilangan artinya.

Segalanya

Tidakkah yang menghalangiku darimu adalah semua yang kukira ada? Karena selain segalanya apalagi yang nyata

Bagaimana bayangan pohon di sungai menghambat laju air?

Paripurna

Dimana lagi matahari dan purnama bisa terhimpun. Yang cahaya indahnya menyejukkan hati, dan akal begitu takjub dengan terang sinarnya.

Cermin

Kata mereka, dia yang terindah tidak pernah diciptakan, namun hanya ditemukan. Dari yang paling dalam, dari cermin terpelihara, di bawah cahaya yang terang. Hingga buruk tak lagi terhalang debu, baik tak lagi dirusak noda, dan cantik tak pernah diganggu karat. Karena semua bayangan, terpantul apa adanya.

Karena tak ada yang lebih indah darimu, kubersihkan cermin ini untukmu.

Senyum di Bumi Pasundan

Jadi diri sendiri orang lain tak suka. Jadi orang lain pun aku tak bisa. Yasudah, kuambil peran untuk mencintai saja.

Kemudian semua wajah menjadi bayangan senyummu, cantik. Bagiku.

Satu.

Seperti sholat yang tak berakhir di gerakan salam. Ketika cinta melampaui kata, dia tak berakhir di huruf a. Wajah2 hanyalah gambar dan gelas2 hanyalah bentuk. Perbedaan hanyalah nama dan aku hanyalah kamu. Karena kamulah segalanya

2 komentar pada “Philos”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *